Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Latest Posts

Monday, 19 November 2018

Bilangan Prima

daftar bilangan prima antara 1 dan 100
sumber gambar:fismat.com

Bilangan prima mulai diperkenalkan sejak kelas 4 jenjang MI/SD. Pengenalan materi ini nantinya akan ditingkatkan hingga materi SMP sederajat. Pada jenjang SMP bilangan prima muncul sebagai soal himpunan.
(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)

Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!
Bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya memiliki dua faktor, bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Sebagai contoh bilangan 13. Bilangan 13 hanya bisa dibagi habis oleh bilangan 1 dan 13. 

Bilangan prima diawali oleh bilangan 2, 3, 5, 7, 11,13, 17, .... dst.

(Baca juga: Faktor Bilangan)

Faktor dan faktor persekutuan, apa bedanya?



Apa itu faktor persekutuan? Apa bedanya dengan faktor bilangan? Kita sebagai orang tua tentu cukup bingung ketika mendapati anak mendapatkan pekerjaan rumah maupun tugas yang berkaitan dengan hal itu. Yuk, kali ini akan kita bahas dan tentu disertai dengan contoh.

Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!
Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!

Faktor adalah bilangan yang habis membagi bilangan tertentu, sedangkan faktor persekutuan adalah faktor dua bilangan yang memiliki nilai sama. Perhatikan gambar berikut.

faktor persekutuan bilanga 10 dan 25 ditunjuk oleh lingkaran merah

(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)
Sebagai contoh faktor bilangan 10 antara lain: 1, 2, 5, dan 10. Faktor bilangan 25 antara lain: 1, 5, dan 25. Maka faktor persekutuan 10 dan 25 ialah 1 dan 5. Ingat! Sulit hanya karena belum bisa, saat sudah mampu semua akan terasa mudah. Mohon dibantu menyebarkan, semoga bermanfaat.

(Baca juga: Faktor Bilangan, Perbedaan faktor dan faktor persekutuan)

Materi Matematika Faktor Bilangan


Materi faktor merupakan materi matematika yang dipelajari pada jenjang MI/SD kelas IV.
Terdapat prasyarat materi agar dapat mengerjakan dial faktor, yakni penguasaan perkalian dan pembagian.

Faktor adalah bilangan yang membagi habis bilangan tertentu. Jika setelah dilakukan pembagian terdapat sisa, maka bilangan tersebut tak dapat disebut sebagai faktor.

Faktor dari 6 antara lain: 1, 2, 3,  dan 6. Artinya bilangan 1, 2, 3, dan 6 dapat membagi habis bilangan 6. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
menentukan faktor bilangan menggunakan tabel

(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)
Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!

Demikian semoga bermanfaat.

Mengubah Ukara Tanduk Menjadi Ukara Tanggap


Sebelumnya telah kita bahas perbedaan ukara tanggap dan ukara tanduk. Kali ini akan kita bahas bagaimana mengubah ukara tanduk menjadi ukara tanggap dan sebaliknya.

(Baca juga:Perbedaan Ukara Tanduk dan Ukara Tanggap)
(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)

Pengubahan yang sulit umumnya ketika mengubah ukara tanggap menjadi ukara tanduk yang menggunakan imbuhan "dak" dan "ko". Berikut contohnya.

1. Rotine wis dak pangan.
2. Bukune apa wis kowaca?


Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!

Untuk mengubah ukara tanggap dengan imbuhaan "dak", cukup menggantinya menjadi kata "aku" di awal kalimat. Sedangkan mengubah ukara tanggap dengan imbuhan "ko" cuku menggantinya dengan kata "kowe" di awal kalimat. Berikut penyelesaiannya.

1. Aku wis mangan rotine.
2. Kowe apa wis maca bukune?

Demikian semoga bermanfaat, dan mohon dibantu menyebarkan. Terimakasih :):)

Ukara Tanduk lan Ukara Tanggap materi Bahasa Jawa SD

Salah satu materi Bahasa Jawa yang diajarkan berulang ialah tentang jenis kalimat. Istilah kalimat dalam Bahasa Jawa dikenal sebagai ukara.

Posisi tanduk hewan bisa memudahkan peserta didik membedakan ukara tanduk dan tanggap
sumber gambar:oknusantara.com
(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)

Ukara terbagi menjadi dua jenis, ukara tanduk (kalimat aktif) dan ukara tanggap (kalimat pasif). Istilah ini mungkin cukup membingungkan bagi kita, termasuk bagi anak-anak kita yang masih duduk di bangku SD/sederajat.

Terdapat cara mudah untuk mengingatnya. Untuk mengingat ukara tanduk, kita ambil kata "tanduk". Tanduk merupakan bagian hewan yang terdapat di bagian depan (kepala), sehingga dalam ukara tanduk subjek (biasanya nama orang) terletak di depan kalimat.

Sebaliknya, ukara tanggap berarti kalimat dengan subjek (biasanya nama orang) yang terletak diakhir kalimat. Perhatikan contoh berikut ini.

Ukara Tanduk: Adi mangan sego pecel (Adi sebagai subjek terdapat di awal kalimat)
Ukara Tanggap: Sego pecel dipangan Adi (Adi sebagai subjek terdapat di akhir kalimat)


Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!
Mohon dibantu menyebarkan jika dirasa bermanfaat, demikian terimakasih.

Tuesday, 16 October 2018

PENGARUH TELEVISI BAGI ANAK

Televisi itu hiburan yang murah meriah, dan tentu efisien. Cukup tekan tombol, begitu kata kebanyakan orang. Tidak dengan seorang inspirator Bapak Anthony Dio Martin. Beliau menulis dalam bukunya 101,5 Inspirasi Kecerdasan Emosional Anak Muda (yang ditulis tahun 2002) berpendapat bahwa televisi berdampak buruk bagi remaja. Jika bagi remaja buruk, bagaimana dampaknya bagi anak?

(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)


Bagaimana pengaruh televisi sekarang yang sudah berjalan enam belas tahun lalu dari pendapat itu dikoarkan? Anda tentu bisa menebaknya sendiri.

Televisi yang dimaksud pada pendapat tersebut, dapat diperluas, semua benda berlayar yang mengeluarkan gambar dan suara untuk memberikan hiburan. Dari definisi perluasan tersebut, makna televisi bisa berarti komputer, laptop dan bahkan smartphone.
Menjauhkan yang dekat, pengaruh smartphone bagi orang dewasa
Bagaiamana dengan anak-anak?
Sumber gambar:kelascinta.com

Mari sejak sekarang kita batasi layar-layar hiburan tersebut berada dihadapan anak kita. Bisa dilakukan dengan menghimbau mereka bersosialisasi bersama teman, bermain permainan tradisional, membaca buku, dsb.

Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!

Intinya, pembatasan penggunaan televisi (dkk) kepada anak-anak jelas memberikan pengaruh positif. Boleh mereka menggunakan alat-alat berbasis televisi, namun tetap dalam pengawasan orang tua dan diberikan batasan waktu. Mari, kita awasi perkembangan generasi penerus bangsa.

Diadopsi dari: 101,5 Inspirasi Kecerdasan Emosional Anak Muda yang ditulis oleh Bapak Anthony Dio Martin tahun 2002.


MEMBANDINGKAN NILAI PECAHAN DESIMAL

Pecahan desimal biasa dengan mudah dikenali melalui komponen koma (,) dalam penulisan bilangannya. Materi pecahan desimal mulai dikenalkan pada jenjang kelas 4 sekolah dasar.



Tipe soal yang harus diselesaikan pada materi pecahan desimal salah satunya ialah membandingkan nilai pecahan. Membandingkan nilai pecahan desimal bukanlah hal sulit, namun jika belum memahami maka jebakan-jebakan pada tipe soal perbandingan nilai desimal akan sukses menjerumuskan peserta didik.

(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya?silahkan cek dengan klik di sini!)

Pemahaman tentang nilai pecahan desimal perlu ditanamkan, agar anak tak terjebak dalam mengerjakan soal perbandingan nilai desimal. Berikut contoh sederhananya.

Bagi peserta didik yang belum paham, mereka akan mengira bahwa 2500 lebih besar dibanding bilangan 3 pada desimal di sebelah kiri. Terdapat dua cara mudah untuk menyelesaikan soal tersebut.
Cara pertama, kita bandingkan angka terdekat di kanan koma (,). Bilangan desimal kiri angka 3, sedangkan bilangan kanan angka terdekat dengan koma angka 2. Jadi bisa disimpulkan bahwa 0,3 lebih besar dibanding 0,2500.
Cara kedua, kita seimbangkan jumlah angka di belakang koma dengan menambahkan nol. 0,3 memiliki jumlah nol yang tak terhingga, hanya saja tidak dituliskan. 0,3 = 0, 3000 sehingga 0,3 lebih besar dibanding 0, 2500.

Info Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!

Tetap berikan penekanan mudah ketika membelajarkan anak/peserta bimbingan. Tekankan bahwa sulit itu hanya karena belum bisa. Jika sudah bisa, dan terbiasa semuanya akan baik-baik saja....:):):), demikian semoga bermanfaat.

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.