Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Thursday 21 December 2017

Bagaimana Adil Menurut Anak-anak?


Keadilan memang penting. Bagaimana sih keadilan menurut anak?
sumber gambar:pixabay

Pernahkah Anda menerapkan aturan kepada anak, namun tak berlaku untuk diri Anda sendiri? Sering kita jumpai hal yang demikian. Terkadang anak tak mau mengerti dan tak mau tahu. Apapun peraturan yang diterapkan kepadanya, juga harus berlaku kepada kita para orang tua.
Suatu saat  terdapat kasus, orang tua memberlakukan aturan bermain gadget (smartphone) hanya ketika hari libur (Sabtu dan Minggu) untuk anaknya. Hal itu dilakukan karena penggunaan smartphone anak sudah pada level yang sangat mengkhawatirkan.

(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)

Memang, sangat mungkin penggunaan smartphone bagi anak lebih banyak negatif dibanding positifnya. Dari kemalasan yang semakin terakumulasi, tak dapat membagi waktu dan jadi kurang bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Siapapun akan khawatir kondisi itu menimpa anak.

Pembatasan penggunaan gadget smartphone menjadi jalan satu-satunya untuk mencegah hal itu terjadi. Diluar dugaan, anak justru merasa iri, karena ia melihat orang tuanya “bermain” smartphone sepanjang waktu. Ia merasa orang tua pun juga harus memberlakukan aturan yang sama.
Orang tua mencoba menjelaskan. “Bermain”nya orang tua jauh berbeda dengan bermain menurut anaknya, melainkan keperluan pekerjaan yang memang benar-benar dibutuhkan. Namun, anak tetap tak mau tahu.



(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)

Pandangan orang dewasa dan anak tentang keadilan jauh berbeda
sumber gambar:irfan Maulana's journal - WordPress.com

Mengutip teori yang dikemukaan Aristoteles, terdapat dua jenis keadilan menurut kondisi ini. Keadilan Komutatif, dan keadilan distributive. Keadilan komutatif didefinisikan sebagai pemberlakuan adil secara merata tanpa memerhatikan jasa-jasa seseorang, sedangkan keadilan distributif menitikberatkan keadilan dengan memerhatikan jasa-jasa (kondisi) seseorang.
Sebagai contoh orang tua memberikan uang saku kepada anaknya sama banyak tanpa memerhatikan jenjang sekolah (komutatif), dan contoh lainnya, orang tua memberikan uang saku kepada anak-anaknya sesuai dengan jenjang sekolah/tingkat kebutuhan anak.

Usia anak hingga remaja masih belum memahami betul dan belum mampu menerima jenis keadilan distributive. Adil bagi mereka adalah setara.

Oleh karena itu, jika kita menerapkan aturan/larangan pada anak, sebisa mungkin aturan itu juga berlaku bagi kita. Lantas Bagaimana jika aturan itu berbenturan dengan kebutuhan kita? setidaknya bolehlah aturan itu kita langgar, namun tanpa sepengetahuan anak kita. Demikian, semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.