SOAL OPEN MINDED DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi mutlak dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal itu diperlukan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai apa yang telah dipelajari. Bentuk evaluasi dapat berupa tes dan nontes. Kali ini akan kita bahas mengenai jenis evaluasi tes tulis. Tes tulis bermacam-macam bentuknya (Pilihan ganda, jawaban singkat, Benar/salah, uraian, dan esai, dll).
Beberapa hari lalu terdapat informasi sangat menarik tentang soal uraian dan esai. Informasi tersebut saya dapatkan langsung dari Drs. Khamim Thohari M.Ed dari sebuah penataran guru. Beliau bergelar Master dari DEAKIN University of Melbourne Australia. Cara beliau menyampaikan materi hampir setara dengan gelar Guru Besar lulusan dalam negeri. Karena itulah saya menyempatkan dan memberanikan diri berbincang-bincang mengenai pendidikan di Indonesia dengan beliau saat waktu istirahat.
Bidang yang diampu beliau ialah Matematika. Beliau menyampikan hal yang sangat menarik terkait matematika. Menurut kebanyakan orang matematika adalah ilmu pasti sehingga setiap soal yang dibuat oleh guru selalu memiliki jawaban pasti. Namun apa yang dikemukakan beliau sungguh berbeda.
Beliau menjelaskan pada saya tentang pertanyaan closed minded dan open minded. Di perguruan tinggi mungkin sudah pernah Anda dengar tentang kedua jenis soal tersebut. Closed minded adalah pertanyaan yang bersifat obyektif atau dengan kata lain kebenaran jawaban diakui secara umum, sedangkan Open minded adalah pertanyaan bersifat subyektif yang memungkinkan banyak jawaban dari berbagai pendapat yang berbeda. Namun meski berbeda jawaban tetap memiliki kebenaran yang logis.
Kemudian beliau memberikan contoh pertanyaan open minded bidang matematika,
1. Buatlah gambar persegi panjang dengan tali sepanjang 60 m!
Kemungkinan jawaban:
a. Panjang=15 cm, Lebar=10 cm
b. Panjang=20 cm, Lebar=5 cm
c. Panjang=22 cm, Lebar=8 cm
d. Panjang=18 cm, Lebar=6 cm, dll
Pertanyaannya, apakah ada yang salah dari kelima jawaban tersebut? Secara teoritis pertanyaan open minded dapat dikategorikan dalam pertanyaan tingkat tinggi. Dari contoh di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan ciri-ciri utama pertanyaan open minded, yakni memiliki banyak variasi jawaban benar dan logis.
Pertanyaan jenis ini pernah saya terapkan di kelas sewaktu mengajar materi jalur hijau Bab lingkungan geografi kelas XI SMA sederajat. Salah satu prtanyaan yang saya ajukan sebagai berikut: "Apa penyebab utama pemkot menggunakan tanaman hias sebagai jalur hijau meski dengan kemampuan serap polutan rendah?" Dari pertanyaan tersebut, hanya satu jawaban yang saya siapkan, yakni karena faktor luas lahan yang terbatas di kota. Namun, jawaban dari siswa diluar dugaan. Berikut beberapa jawaban yang diajukan siswa.
1. Penggunaaan jalur hijau pepohonan dapat menutupi rambu lalu lintas, sehingga akan menganggu dan membahakan pengguna jalan.
2. Jalur hijau tanaman hias dapat memperindah jalan raya dan diharapkan mampu menurunkan tingkat stress pengguna jalan akibat kemacetan.
3. Pemkot mungkin kurang memerhatikan fungsi asli jalur hijau sebagai penyerap polutan, sehingga jalur hijau hanya digunakan sebagai salah satu cara mendapatkan penghargaan Adipura. (Bahasa telah di edit tanpa mengurangi atau menambah inti jawaban asli)
Hal itu tentu membuktikan bahwa siswa pandai tidak harus ahli menghafal. Bahkan jawaban-jawaban tersebut muncul dari siswa yang mendapatkan label "tak pintar" dari guru-guru yang lain. Saya yakin bahwa generasi penerus bangsa kita adalah generasi yang berkualitas, hanya saja kita menilai kemampuan mereka dengan cara yang kurang tepat. Silahkan coba terapkan jenis pertanyaan open minded dalam mata pelajaran Anda, semoga bermanfaaat, dan silahkan share kepada teman-teman guru yang lain, semoga bermanfaat dan mohon kritik dan saran bila terdapat kesalahan.
Sumber gambar:
www.sodahead.com
www.gurukita.com
ayosebarkan.com
Pak lutfi sip bingit...scara tidak sngaja sy juga sring bgt ngasih pertanyaan yg bgtu...namanya open minded ya..hehe
ReplyDeleteBagus memang n klo mau koreksi butuh wktu yg lama dan jeli krna subjektif skli..namun utk pengmbangan brpikir tingkat tinggi memang bagus..
Pak lutfi sip bingit...scara tidak sngaja sy juga sring bgt ngasih pertanyaan yg bgtu...namanya open minded ya..hehe
ReplyDeleteBagus memang n klo mau koreksi butuh wktu yg lama dan jeli krna subjektif skli..namun utk pengmbangan brpikir tingkat tinggi memang bagus..
iya bu... pertama tau dulu dari Prof. Edy, namanya pertanyaan subjektif, tp bebrapa kali ikut penataran jadi tau nama kerennya.. mhon ditularkan ke yang lain yang.. kita berkorban teliti n sulit koreksi, tp insya Allah 5 -10 thun ke depan manfaatnya besar bagi peserta didik...:):):)
ReplyDelete