Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Monday 16 November 2015

PENTINGNYA LEMBAGA SEKOLAH BAGI FRESH GRADUATE SARJANA PENDIDIKAN

Menurut data dari salah satu jurnal ilmiah, jumlah lulusan pendidikan perguruan tinggi meningkat 100% dalam kurun waktu sepuluh tahun terkahir (2000-2010). Hal itu tentu membuktikan tingginya minat pendidikan tinggi di Indonesia. Sayangnya kondisi ini timpang dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Pekerjaan merupakan salah satu tujuan mengenyam pendidikan tinggi, termasuk pilihan dan hak seseorang sepenuhnya. Banyak lulusan perguruan tinggi negeri/swasta (PTN/S) yang terkadang terpaksa bekerja tidak sesuai dengan bidangnya. Salah satu faktor penyebab ialah konsep pengangguran terdidik.

Secara teoritis, pengangguran terdidik ialah lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki pekerjaan/tidak bekerja. Kondisi yang demikian tentu semakin memberatkan kondisi psikologis para fresh graduate, sehingga pertimbangan kesesuaian ijazah dengan pekerjaan tak terlalu dipermasalahkan.

Kondisi itu juga dialami oleh fresh graduate PTN/PTS yang memilih dunia pendidikan sebagai studinya. Tak semua lulusan sarjana pendidikan memilih pekerjaan sesuai dengan ijazah. Banyak faktor sebenarnya yang memengaruhi, diantaranya pendapatan yang lebih tinggi di dunia non kependidikan, jumlah sekolah yang tak seimbang dengan jumlah lulusan pendidikan guru, dan masih banyak yang lainnya.

Sekolah bukan satu-satunya lembaga yang berkaitan dengan sarjana pendidikan. Perlu diketahui bahwa pertumbuhan jumlah sekolah tidak sesubur pertumbuhan lembaga bimbingan belajar. pertumbuhan pesat lembaga bimbingan belajar tentu memberikan angin segar para fresh graduate pendidikan guru. Lembaga bimbingan belajar membantu menyerap tenaga guru yang tergolong fresh graduate.

Suasana kelas bimbingan belajar
Secara finansial, fee yang di dapatkan tentor bimbingan belajar tergolong tinggi, yakni kisaran 25-40rb untuk tiap pertemuan klasikal dan 40-100rb untuk belajar privat (besaran fee dipengaruhi kota lokasi bimbel dan jenjang pendidikan siswa). Jika dibandingkan dengan fee yang diperoleh disekolah, tentu lebih menjanjikan bekerja di bimbel. Namun, bukan berarti para tentor bimbingan belajar harus duduk manis dengan pendapatan besar. Mengapa demikian?

Terdapat perbedaan target antara pendidikan sekolah dan bimbingan belajar. Dalam bimbingan belajar umumnya hanya berorientasi pada hasil akhir berupa skor/nilai. Hal itu dapat dibuktikan dari banyaknya promosi bimbingan belajar umumnya mencantumkan prestasi-prestasi siswanya. Kondisi ini berbeda drastis saat guru mengajar di sekolah.Selain mengejar target hasil akhir, sekolah juga mengejar target kurikulum. Pencapaian target kurikulum disesuaikan dengan kurikulum yang sedang atau akan diberlakukan.
Bimbingan Teknis impelementasi kurikulum guru

Kurikulum yang saat ini sebagian telah dilaksanakan dan direncanakan diterapkan secara menyeluruh ialah Kurikulum 2013. Terdapat empat kompetensi yang harus dicapai dalam kurikulum 2013 diantaranya: spiritual, sosial, kognitif dan keterampilan. Agar tercapai kompetensi tersebut guru perlu meningkatkan pemahaman dan memelajari bagaimana cara-cara menerapkannya dalam bidang ilmu masing-masing. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataran guru  baik bimbingan teknis, workshop, pelatihan dll.

Sebenarnya, baik bimbingan belajar dan lembaga sekolah, keduanya pernah melakukan penataran guna meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Perbedaannya, lembaga bimbel umumnya melakukan pelatihan bukan untuk mencapai target kurikulum. Meskipun telah mengajar dibanyak lembaga bimbel dengan pendapatan relatif tinggi, fresh graduate sarjana pendidikan harus tetap mencari lembaga sekolah untuk mengembangkan potensi kependidikannya.

Anggapan mengajar harus sesuai bidang ilmu perlu dikesampingkan. Memang, terkadang guru baru mengajar mata pelajaran yang  bukan bidangnya, atau bahkan lintas jenjang (Pendidikan Geografi mengajar SD ). Namun setidaknya guru fresh graduate tersebut turut serta dalam pelatihan-pelatihan dinas yang meningkatkan kemampuan pedagogik tenaga pendidik.

Rujukan
Public Disclosure Authorized. 2014. Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia: Seberapa Responsif Terhadap Pasar Kerja? (Online: http://www-wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2014/07/15/000442464_20140715133610/Rendered/PDF/892220BRI00P120abor0Market0May02014.pdf, diakses pada 17 November 2015)

Sumber gambar:
www.quin.web.id
kalsel.kemenag.go.id

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.