FENOMENA BENTUK ALIRAN SUNGAI BUKTI EKSISTENSI RUANG
Sungai yang terbentuk secara alami, ternyata memiliki pola aliran yang berbeda. Di suatu kawasan terkadang kita menemukan aliran yang cenderung lurus, namun di wilayah lainnya terkadang kita temukan sungai yang berkelok-kelok.
Sebuah fenomena yang sangat menarik untuk kita pelajari bersama, mengingat menurut Seminar Lokakarya IGI Semarang, geografi didefinisikan sebagai studi tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer yang dipandang dari sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Selain itu dalam pidato pengukuhan guru besar bidang pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang, Prof. Edy Purwanto juga menekankan bahwa pembelajaran geografi hendaknya dilakukan secara tuntas. Tuntas yang dimaksud ialah mengkaji objek material (Ilmu hidrologi/jenis-jenis sungai) kemudian dilanjutkan dengan objek formal (penekanan eksistensi ruang), karena fenomena bentuk aliran sungai tak akan lepas dari pengaruh ruang dimana sungai itu terbentuk.
(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)
(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)
(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)
(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)
Dari definisi dan penekanan Prof. Edy Purwanto tersebut tentu tak berlebihan jika kita mengenalkan peserta didik dengan jenis-jenis sungai beserta contoh fenomenanya. Lantas faktor apakah yang menyebabkan perbedaan bentuk aliran sungai tersebut?
Aliran sungai berkelok (Kalimantan) dan Aliran sungai Lurus (Jawa) |
Sungai terbentuk secara alami oleh tenaga eksogen (erosi) yang terjadi dalam kurun waktu sangat panjang. Oleh karena itu, proses pembentukan sungai tak lepas dari faktor yang memengaruhi laju erosi. Berikut dua faktor yang memengaruhi bentuk aliran sungai.
Formasi lapisan batuan
Formasi lapisan batuan memiliki pengaruh besar terhadap bentuk aliran sungai, karena aliran air sebagai tenaga pengikis pasti lebih mudah menggerus formasi batuan yang labil dibandingkan yang stabil.
Kita ambil contoh sungai di kawasan Kalimantan dan Jawa. Terdapat perbedaan formasi batuan antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Menurut struktur geologinya, Pulau Jawa merupakan wilayah yang dilalui pegunungan muda dengan formasi batuan yang masih labil, sedangkan Pulau Kalimantan merupakan kawasan pegunungan tua dengan formasi batuan yang sangat stabil.
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aliran sungai di Pulau Jawa cenderung lurus diakibatkan oleh batuan yang masih muda (rapuh) sehingga mudah tererosi dan arah pengikisan lurus, lancar tanpa halangan. Berbeda dengan kondisi di Jawa, di Kalimantan memiliki formasi batuan yang stabil. Hal yang demikian akan menjadi halangan aliran air sebagai tenaga pengikis, sehingga ketika aliran air bertemu dengan batuan yang sulit untuk dikikis, maka aliran akan berbelok mencari formasi batuan yang lebih rapuh. Kondisi inilah yang mengakibatkan bentuk aliran sungai di Kalimantan berkelok-kelok.
Derajat Tingkat Terjun Air
Derajat tingkat terjun air erat kaitannya dengan verval dan verhang. Verval didefinisikan sebagai perbedaan ketinggian antara mata air (kawasan hulu) dan muara sungai (kawasan hilir). Sedangkan Verhang adalah perbandingan verval per km. Sederhananya, derajat tingkat terjun air dapat diartikan sebagai kecuraman wilayah aliran sehingga akan memengaruhi kekuatan dan arah pengikisan.
Saat aliran sungai terdapat di kawasan yang curam, maka aliran cenderung mengikis secara vertikal dan mengakibatkan bentuk sungai yang lurus (kawasan hulu), sebaliknya pada kawasan tengah dan hilir, kecuraman semakin kecil sehingga aliran air cenderung mengikis secara horisontal/menyamping,akibatnya membentuk pola aliran yang berkelok-kelok.
Dari kedua faktor tersebut tentu tak lepas dari eksistensi ruang. Lokasi ruang yang berbeda, tentu mengakibatkan perbedaan bentuk aliran sungai. Perbedaan bentuk aliran sungai hanyalah secuil contoh fenomena terkait geosfer. Tentu masih sangat banyak fenomena terkait hidrosfer dan bahkan terkait geosfer yang pasti sangat menarik jika disampaikan saat pembelajaran. Demikian, semoga bermanfaat, kritik, saran dan tambahan sangat kami harapkan, Terimakasih.