Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Tuesday 24 March 2015

Aktivitas dalam Pembelajaran




Kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas dialami siswa setiap hari. Tiap mata pelajaran umumnya mendapatkan waktu 2x45 menit. Jika dalam kurun waktu tersebut aktivitas siswa hanya mendengarkan penjelasan gur, dapat dipastikan akan sangat membosankan bagi siswa.
Untuk mengatasi hal itu, sisipkan aktivitas siswa di tengah-tengah KBM. Mengapa siswa perlu beraktivitas? Adanya aktivitas dalam pembelajaran akan menyita waktu siswa sehingga waktu terasa berjalan cepat.

Berdasarkan ilmu yang pernah saya pelajari saat masih kuliah dulu. Kegiatan KBM terbagi menjadi 3, Pendahuluan (20’), Kegiatan inti (50’), dan Penutup (20’). Jika semua dijumlah maka jumlahnya pas mencapai 90’. Namun, selama yang pernah saya lakukan, penerapan kegiatan inti selalu melebihi waktu yang ditetapkan.
Untuk menerapkan aktivitas siswa diperlukan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS berisi pertanyaan untuk didiskusikan beserta langkah-langkah kerja. Bagaimana menyusun LKS untuk pembelajaran Geografi SMA? pada artikel berikutnya akan saya cantumkan contoh lembar kerja materi hakikat geografi.

PAda intinya, bersyukurlah jika Anda seorang guru geografi, karena hampir di setiap sudut tempat selalu bersinggungan dengan materi mata pelajaran geografi. Jika kita peka dan kritis memandang sesuatu, sebuah foto bisa diterapkan dalam aktivitas pembelajaran.
Pada artikel-artikel selanjutnya, Insya Allah akan saya posting LKS untuk aktivitas siswa mata pelajaran Geografi. Anda boleh meng-copy paste LKS tersebut dan diterapkan di pembelajaran. Boleh di share kepada teman-teman geografi lainnya. Semoga bermanfaat, dan maju terus pendidikan Indonesia.

Thursday 19 March 2015

TIPS MEMBUAT SOAL STANDAR BAGIAN 2



Pada artikel sebelumnya kita membahas bagaimana membuat soal yang baik dari sudut ketatabahasaan Indonesia. selain faktor kebenaran bahasa, soal yang umum dibuat mengandung kata negatif. penggunaan kata negatif umumnya digunakan dalam tipe soal pilihan ganda/opsional. setelah membahas banyak soal, baik dijenjang pendidikan dasar maupun menengah, banyak ditemukan tipe soal yang membingungkan siswa. 

Kebanyakan buku menyajikan soal yang menggunakan dua kata negatif dalam satu soal. hal itu bertentangan dalam kaidah pembuatan soal yang pernah saya pelajari saat masih duduk dibangku perkuliahan oleh salah satu Guru besar bidang pendidikan di PTN di Kota Malang. jika hal itu dilakukan dikhawatirkan hanya akan membingungkan siswa. 

Penggunaan dobel negatif dalam satu soal, terdiri dari dua bentuk. bentuk pertama penggunaan dobel negatif dalam kalimat pertanyaan, dan bentuk lainnya penggunaan dobel negatif di kalimat pertanyaan dan opsi. berikut akan dijelaskan satu persatu mengenai contoh kesalahannya.

Bentuk kesalahan dobel negatif tipe pertama.
1. dibawah ini yang bukan faktor-faktor yang memengaruhi erosi, kecuali ...
a. batuan induk
b. curah hujan
c, waktu
d.tingkat keasaman tanah
e. vegetasi

tipe soal demikian mungkin dibuat untuk menjebak siswa. namun, penerapan dobel negatif dalam satu soal hanya akan membingungkan siswa, sehingga lebih baik dihindari.

Bentuk kesalahan dobel negatif tipe kedua.
2. Berikut ini yang bukan faktor penarik terjadinya urbanisasi adalah ... 
a. kurangnya lapangan pekerjaan di kota
b. rendahnya keamanan di kota
c. tingginya angka polusi di kota 
d. kurangnya lapangan pekerjaan di desa
e. sempitnya kawasan lahan di kota

tipe kesalahan kedua ini lebih membingungkan dibandingkan kesalahan tipe pertama. karena butuh pemahaman mendalam untuk menjawab soal tersebut. terkadang, guru pun merasa bingung menjawab soal tersebut. jika pembuat soal beralasan untuk mengecoh siswa, hal itu tetap tidak dapat dibenarkan. karena pengecoh dalam pilihan ganda dapat dilakukan dengan memberikan opsi-opsi yang mirip dan satu jenis materi.

dari dua contoh di atas, tentu perlu kita renungkan, bahwa manusia adalah tempatnya kesalahan. untuk meminimalkan kesalahan, sebaiknya guru lebih teliti dalam menelaah soal-soal di buku maupun buatan sendiri agar tidak mengorbankan siswa.


Monday 16 March 2015

TIPS MEMBUAT SOAL STANDAR BAGIAN 1

soal adalah salah satu jenis evaluasi pembelajaran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Kenyataannya masih banyak jenis instrumen soal yang belum memenuhi standar soal yang baik. berikut akan dijelaskan beberapa pedoman untuk dapat menyajikan soal yang standar.

Segi bahasa, soal yang baik harus memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baik. soal yang baik bahasa harus jelas (kata tanya), dan tidak ambigu (bermakna ganda). berikut beberapa contoh soal yang kurang memenuhi kaidah bahasa.

1. Coba jelaskan yang dimaksud dengan tektonisme!, pertanyaan tersebut bersifat opsional bagi siswa, kata "coba jelaskan" seolah memperbolehkan siswa tidak menjawabnya. (Jelaskan yang dimaksud dengan tektonisme!)
2. Apa yang kamu ketahui tentang tektonisme? Siswa yang cerdas dikhawatirkan menjawab dengan seenaknya, jika siswa tidak tahu tentang konsep yang ditanyakan maka jawabannya "saya tidak tahu tentang tektonisme" 
3. apa fungsi daun? (pertnayaan mapel biologi) pertanyaan yang demikian memungkinkan jawaban logis, salahkah siswa jika menjawab fungsi daun untuk bungkus makanan? (jelaskan fungsi daun bagi tumbuhan!)

kalimat dalam kurung di atas merupakan bentuk soal yang sesuai standar bahasa. sebagai tenaga pendidik semua guru pasti pernah mengenyam tata cara membuat soal yang sesuai standar bahasa. karena standar pembuatan soal telah dipelajari di mata kuliah evaluasi pembelajaran. 
standar bahasa bukanlah satu-satunya tolok ukur standar soal. standar lain akan dijelaskan pada artikel mendatang. Komentar dan pertanyaan sangat kami harapkan.

Uhammad Luthfi Arrohman, guru geografi MA Bustanul Ulum Dlanggu Mojokerto.

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.