Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Friday 20 November 2015

PRIBADI DISIPLIN, TERPREDIKSI ATAU TERBURU-BURU?


Disiplin sering dikaitkan dengan ketepatan waktu, dan penunjuk waktu berperan penting dalam mencapai kedisiplinan. Kepribadian yang tepat waktu sering dikaitkan dengan pemakaian arloji yang melekat di pergelangan tangan. Namun, selain faktor waktu, ternyata terdapat pergeseran fungsi arloji sebagai aksesoris. Perlu diketahui bahwa apapun benda yang kita pakai memiliki pengaruh positif maupun negatif. Hal itu tergantung pada bagaimana kita menggunakannya.

Guru sebagai salah satu profesi yang menuntut kedisiplinan tinggi, sangat bergantung kepada benda itu. Bagi guru, kedisiplinan bukan hanya soal menaati aturan, namun juga memberikan contoh/teladan baik bagi murid-muridnya. Sangat tak etis jika guru menyuruh murid disiplin tapi dirinya sendiri tak demikian. Dengan dua target kedisiplinan yang diemban, mau tidak mau guru harus mendisiplinkan diri, datang tepat atau bahkan sebelum waktu yang ditentukan.

Kondisi guru saat ini sudah jauh berbeda jika dibandingkan kondisi guru pada masa lalu. Dalam film-film bertema pendidikan, guru sering digambarkan sebagai seorang yang bekerja dengan mengendarai sepeda butut tua. Adanya peningkatan kesejahteraan guru, memutar balikkan fakta tersebut. Banyak guru saat ini yang berangkat mengajar dengan mengendarai sepeda motor atau bahkan menggunakan mobil.

Namun, perlukah guru atau banyak profesi lainnya, melihat arloji saat berkendara?  Dengan penggunaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tertentu, akan memberikan efek negatif bagi tenaga pendidik ini. Apa saja pengaruh negatif melihat jam ketika melakukan perjalanan? Berikut akan dideskripsikan 2 contoh pengaruh negatifnya.

1. Mengurangi konsentrasi berkendara
Ketika itu saya pulang dari lembaga sekolah menuju lembaga sekolah yang lain. Dalam Kota kecepatan maksimal kendaraan dibatasi hingga 40 km/jam. Saya selalu berusaha menaati aturan tersebut.
Ketika melewati persimpangan jalan sayapun mengurangi kecepatan, kemudian melihat arloji untuk memprediksi waktu tiba ke tempat tujuan selanjutnya. Sekian detik saya melihat, diluar dugaan di depan saya tiba-tiba melintas kakek tua yang mengendarai sepeda. Kemudian, “Braaak!”. Kecelakaan pun terjadi.

Melihat arloji saat berkendara sebaiknya dihindari, karena hanya akan mengurangi konsentrasi kita. Boleh saja kita lakukan dengan syarat melihat kondisi di depan kita dan melihat cepat (maksimal 1 detik), guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Pengaruh terhadap kecepatan kendaraan
Terdapat dua pengaruh melihat jam ketika berkendara. Mungkin kita mengurangi kecepatan atau bahkan sebaliknya. Kondisi sebaliknya inilah yang berdampak negatif. Saat kita melihat jam ternyata waktu sudah sangat mepet, mau tidak mau kita cenderung menambah kecepatan.
Kecepatan kendaraan sudah sering memakan korban jiwa. Tak perlu kita menambahnya. Untuk menyiasati hal ini, alangkah baiknya, jika kita berangkat lebih awal. Sehingga kita tak perlu terburu-buru dan memacu kecepatan tinggi kendaraan kita.

Arloji, kawan atau lawan?
Pendapat beberapa orang menyatakan mending terlambat daripada celaka.Waktu sebagai satu-satunya hal yang tak akan pernah bisa dikembalikan. Itu benar adanya, karena saat telah terjadi kecelakaan, waktu tak akan dapat diputar kembali. Namun, tetap harus digarisbawahi bahwa tepat waktu itu yang terbaik. Tepat waktu menunjukkan kedisiplinan. Kedisiplinan berbanding lurus dengan prediksi dan persiapan yang dilakukan. Jadilah disiplin dengan prediksi yang matang, bukan disiplin karena terburu-buru.

  3 comments:

  1. suka atau tidak, waktu akan terus berjalan ke depan tidak akan pernah mundur ke belakang. Dengan kata lain anda harus melakukan peningkatan di setiap detik waktu yang berjalan.

    ReplyDelete

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.