Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Friday 24 November 2017

Mengapa di Indonesia tak Terdapat Kincir Angin?


Mengapa Di Indonesia tak terdapat kincir angin?
sumber gambar:pixabay

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan energi alternatif. Panas bumi, gerakan/aliran air, tenaga surya dan masih banyak yang lainnya. Namun tahukah Anda, mengapa Indonesia tak memiliki kincir angin sebagai pembangkit energi?

Beberapa dari kita pasti mengatakan bahwa Negara kita kaya akan angin. Hampir setiap hari angin berhembus. Kenyataannya kekuatan angin tersebut masih terlalu kecil untuk menggerakkan kincir angin.


(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)
(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)

Perhatikan gambar berikut!
Garis astronomis (lintang) membagi bumi berdasarkan intensitas (jumlah sinar) matahari di permukaan bumi. Berturut-turut, daerah 0˚-23,5˚;23,5˚-66˚,>66˚ memiliki intensitas matahari yang tinggi, sedang, dan rendah.
ilustrasi sederhana pergerakan angin global


Intensitas matahari akan memengaruhi suhu yang berbanding terbalik dengan kondisi tekanan udara. Dari gambar yang disajikan, wilayah >66˚ merupakan pusat tekanan tinggi (Garis start gerakan udara), sedangkan 0˚-23,5˚ merupakan pusat tekanan udara rendah (garis finish gerakan udara).
Sederhananya seorang atlet sprint (lari cepat), memiliki kecepatan 0 km di garis start dan mengalami penurunan kecepatan sesaat setelah mencapai garis finish. Lantas dimana atlet tersebut mengalami kecepatan tertinggi? Tentu di tengah perjalanan antara start dan finish.

Pun demikian dengan angin. Angin memiliki kecepatan rendah ketika di garis start (pusat tekanan rendah) dan ketika menuju garis akhir di pusat tekanan tinggi. Kecepatan angin maksimal terjadi ketika berada di tengah perjalanan, yakni di kawasan 23,5˚-66˚.

Penurunan kecepatan angin di kawasan Khatulistiwa mengakibatkan Indonesia tak memiliki kincir angin pembangkit energi. Meski tak memiliki tenaga angin untuk pembangkit energi, terdapat pengaruh positif, yakni di Indonesia tak pernah terjadi badai (angin dengan kecepatan tinggi). Disisi lain, Negara pemilik pembangkit listrik tenaga air merupakan Negara di kawasan 23,5˚-66˚dan di kawasan itu pulalah rawan terjadi bencana badai. Demikian semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.