Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Sunday, 5 November 2017

GEOGRAFI ILMU BUMI DAN NASIONALISME PESERTA DIDIK

Ilmu bumi dan geografi, sebuah studi yang cukup menarik untuk diperbincangkan. Saat masih kuliah dulu, terdapat seorang dosen yang berpesan kepada para calon pendidik geografi agar menekankan pada pembelajaran geografi dibandingkan ilmu bumi. Pesan tersebut masih melekat kuat dalam memori, sehingga selalu masuk prioritas dalam penyusunan bahan pembelajaran. Namun, perlu adanya perbaikan dan meluruskan paradigma yang tertelan mentah-mentah tersebut.

Ilmu bumi merupakan nama lain geografi di masa lalu. Ilmu bumi menekankan sebuah fenomena pada kata apa dan di mana, telah dipelajari sejak lama sebelum perkembangan geografi seperti sekarang. 

Revolusi industri telah mengubah kondisi bumi saat itu. Para ahli  menganggap bahwa munculnya permasalahan-permasalahan lingkungan akibat revolusi industri, tak akan cukup diselesaikan hanya dengan memelajari fenomena dari sudut pandang apa dan di mana. 
Revolusi Industri, Prestasi dan Permasalahan Lingkungan
Sumber gambar: langit-langit.com
(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)
(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)

Sejak saat itu geografi berkembang dengan banyak harapan mampu memecahkan permasalahan lingkungan yang ada. Geografi tak hanya memelajari apa dan dimana. Lebih dari itu geografi mengkaji sebuah fenomena menggunakan kata tanya kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Argumen tersbut memperkuat anggapan saya agar lebih menekankan geografi modern dalam pembelajaran dan mengenyampingkan geografi ilmu bumi.

Anggapan yang demikian mulai terpatahkan oleh pidato seorang profesor dari UPI (Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S). Apa yang beliau sampaikan terkait geografi ilmu bumi kala itu sungguh menarik.

Abad 15-19 ilmu bumi diajarkan di sekolah-sekolah, lebih dari sebuah pengetahuan yang harus dihafal peserta didik. Namun, juga digunakan untuk membangun nasionalisme siswa terhadap tanah air, membangun emosi yang menguatkan kebersamaan, dan semangat mempertahankan negara dengan peperangan sekalipun.

Sedikit yang dapat kita ambil dari pidato  beliau. Ilmu bumi ternyata tetap penting dalam pembelajaran geografi. Karena memang ilmu bumi merupakan sejarah awal dan bagian dari geografi. Tak berlebihan jika kita tetap menyampaikan ilmu bumi saat pembelajaran sebelum membahas geografi secara utuh, agar terhindar dari pepatah yang menyatakan "kacang lupa kulit".

Pembelajaran ilmu bumi harus disisip dan tekankan pada memperkenalkan kondisi dan kekayaan alam Indonesia. Agar para peserta didik lebih mengenal dan cinta tanah airnya. Pembelajaran yang demikian diharapkan mampu meningkatkan rasa bangga dan rasa memiliki sehingga dapat meningkatkan nasionalisme peserta didik. 

Menolak suap, salah satu bentuk cinta tanah air
sumber:https://www.youtube.com/watch?v=VRenJC6Y7c0

Nasionalisme tak hanya soal berperang. Mau belajar dengan sungguh-sungguh saat menjadi pelajar, dan tidak merugikan negara dalam bentuk apapun saat mereka dewasa nanti pun juga bentuk nasionalisme. Dengan demikian geografi dapat memulai langkah pendidikan antikorupsi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Apa yang kita telah bahas kali ini, sangat jauh dari kata sempurna, sehingga saran dan kritik sangat saya harapkan. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Sesuaikah Usia Anak dengan Gim (Game) yang Ia Mainkan?

game kategori early childhood


Beberapa tahun lalu sering diberitakan terjadinya tawuran antar pelajar. Bahkan di media sosial beredar video pelajar yang membacok sesamanya. kita tentu merasa heran ketika melihat video tersebut. seorang pelajar yang terkapar masih terus dibacok oleh lawan tawurannya hingga darah mengalir cukup deras.

Saya yakin siapapun tak akan tega melakukan hal serupa (membacok seperti dalam video) pada hewan seperti ayam atau tikus. Nah, generasi sekarang justru tega melakukannya sesama manusia.

Pada kasus lain, ketika sedang mengajar jenjang SMP (usia 12-15 tahun) salah satu siswa menunjukkan video eksekusi oleh kelompok radikal. Dalam video itu korban sampai kejang-kejang dengan darah yang mengalir deras. Saya sendiri masih merinding jika mengingat video itu. Tidak dengan salah satu siswa, justru mengatakan bahwa itu adalah sebuah hal yang lucu, hingga menontonnya beberapa kali. Akhirnya saya rampas dan saya hapus video tersebut. Ada apa dengan generasi penerus bangsa kita? sebegitu sadiskah mereka?

Sadisme sangat mungkin dipengaruhi oleh sebuah Game. Di Negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada terdapat lembaga khusus yang bertugas mengkategorikan sebuah game berdasarkan usia pemain. Lembaga tersebut adalah ESRB.

Mengapa harus Eduprivat? Klik tautan berikut! Bimbingan Belajar Eduprivat Mojokerto

Pengkategorian game menurut usia, berdasarkan substansi/isi dari game tersebut. Semakin tinggi kategori usia pada sebuah game, semakin banyak adegan kekerasan, perkataan kotor, hingga adegan pornografi.

Kita ambil satu contoh, adegan kekerasan misalnya. Adegan kekerasan paling mudah diidentifikasi dari adanya cipratan darah. Cipratan darah dapat muncul jika terdapat adegan kekerasan dalam game. Berapa banyak game yang dimainkan anak mengandung adegan cipratan darah? tak terhitung tentunya, jika tanpa pengawasan orang tua.


(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)
(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)

ESRB telah mengkategorikan game sesuai usia pemain. Mulai dari EO (Early Childhood), E (Everyone),  E10+ (Everyone 10+), T (Teen 13+), (Mature 17+), dan (AO) Adults Only (hanya untuk orang dewasa). Cukup dengan mengecek di bagian pojok sampul kaset game untuk mengeceknya, sudah sesuaikah usia anak kita dengan kategori game yang mereka mainkan?
Game yang tak asing bagi anak-anak justru berkategori M "Mature 17+"

Berikut contoh beberapa cover game beserta kategori menurut usianya.

game kategori Teen /remaja


Bagaimana jika kategori game tak sesuai usia anak? Masih ingatkah Anda kasus game smacdown yang menelan korban jiwa? seorang anak usia SD mencoba mempraktikkan gerakan smackdown yang identik dengan membanting ke temannya. namun sangat disayangkan, temannya harus meregang nyawa karena hal yang ia lakukan. Jalan berpikir anak masih terlalu pendek, berbeda dengan usia remaja/dewasa yang mampu berpikir jauh ke depan.

Ketika anak bermain game yang tak sesuai/lebih tinggi dari usianya, ia pasti cenderung meniru gerakan-gerakan dalam game/mempraktikkannya ketika bermain. Sebaliknya, ketika usia anak sesuai dengan game yang ia mainkan, ia akan berpikir panjang dan sebagian besar tak akan mempraktikannya di dunia nyata.


game jenis olahraga umumnya memiliki kategori semua usia"E" (Every One)
Lebih parah lagi, mengonsumsi audio visual yang tak sesuai dengan usianya dapat berdampak pada moral negatif. Demikian, semoga bermanfaat. Artikel lebih lengkap silahkan klik tautan berikut: Kategori Game menurut ESRB

Saturday, 21 October 2017

MENGAPA JAWABAN ANAK DI SOAL TES TERKESAN TIDAK NYAMBUNG?

Nilai buruk evaluasi hasil belajar memiliki banyak faktor
sumber gambar:http://www.supercoloring.com

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Bahasa tulis memiliki kesulitan tersendiri untuk dipahami. Kesulitan memahami bahasa tulis bisa karena dua faktor. Pertama akibat kemampuan penulis yang memang belum terlalu berpengalaman, atau kedua karena kemampuan pemahaman pembaca yang memang masih minim.

Bahasa tulis juga dipergunakan dalam evaluasi/tes hasil belajar disebut bahasa soal. dengan kata lain, Bahasa soal adalah kata-kata yang disusun menjadi soal/tes guna mengukur pencapaian target pembelajaran. Dalam dunia pedidikan penggunaan bahasa yang benar sangat ditekankan, karena bahasa Indonesia yang benar (Sesuai Ejaan Yang Disempurnakan) diharapkan mudah dipahami siswa sehingga akan memengaruhi hasil tes, dengan nilai yang baik tentunya.



Membutuhkan bimbingan belajar untuk anak Anda? 

Suatu saat terdapat kasus dengan kondisi siswa yang sulit memahami bahasa soal. Kasus ini terjadi pada siswa jenjang sekolah dasar. Ketika dihadapkan dengan bahasa soal, jawaban siswa terkesan tidak nyambung. Kira-kira seperti ini bunyi bahasa dan jawaban siswa,”Dua ribu tiga ratus tujuh puluh lima memiliki lambang bilangan ….” (kemudian dijawab,”Ratusan”).

Awalnya saya mengira ia mengalami kesulitan bahasa, karena ketika kembali saya tanyakan perihal soal tersebut, siswa dapat menjawab dengan benar. Dengan sedikit penjelasan tentunya. Apa benar ia mengalami kesulitan bahasa?

Dalam dunia psikologi, kesulitan bahasa pada anak merupakan masalah yang cukup kompleks dengan indikasi-indikasi/tanda-tanda yang cukup rumit pula. Apa yang dialami siswa itu sekadar masalah yang sederhana, yakni terkait kemampuan pemahaman yang masih minim.

Majalah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan minat baca anak
sumber gambar: media of Indonesia Blogger

Apa sih penyebab kemampuan pemahaman bahasa masih minim? Penyebab utama minimnya pemahaman bahasa ialah kurang luasnya perbendaharaan kata. Untuk menghadapi masalah yang demikian, cukup dengan mengajak anak untuk lebih sering membaca.  Apakah yang dibaca harus buku pelajaran? Tentu tidak. Akan lebih baik lagi jika memfasilitasi anak sesuai dengan minatnya. Buku dongeng, komik atau majalah anak apapun boleh. Karena membaca akan terasa menyenangkan jika sesuai dengan hal yang diminati.

Banyak baca akan menambah jumlah perbendaharaan kata, kemudian akan lebih meningkatkan kemampuan pemahaman bahasa, terlebih lagi pemahaman bahasa soal. Jika anak mampu memahami bahasa soal dengan baik maka akan memengaruhi positif nilai tes yang ia dapatkan. Demikian, semoga bermanfaat.

MENGAPA HARUS EDUPRIVAT?



Eduprivat merupakan salah satu bimbingan belajar yang memiliki beberapa program belajar. Anda tentu bertanya, mengapa harus Eduprivat?
Secara umum bimbingan belajar hanya mengejar target nilai. Di Eduprivat, selain mengejar target nilai, juga:

  1. Melatih meningkatkan kemampuan sosial (karakter) siswa melalui program dongeng seminggu sekali pada program kelas 1,2, dan 3 SD.
  2. Melatih anak menghadapi soal Ujian Nasional/Ujian lain yang setara sejak dini, melalui program satu soal ujian perpertemuan pada program SD kelas 4,5,6 dan jenjang SMP (kelas 1, 2, dan 3).
  3. Membantu mencapai target kurikulum siswa dengan melatih siswa berpikir nalar melalui program pertanyaan tingkat tinggi pada jenjang  


Penunjang program di Bimbel Eduprivat:

  • Tentor datang ke rumah.
  • Jumlah maksimal 5 siswa per rombongan belajar.
  • fasilitas pelengkap program (Latihan Soal Ujian, dongeng anak, dan lembar soal bepikir tingkat tinggi)
  • Jadwal menyesuaikan kebutuhan siswa.
  • Tentor bersahabat
  • Latihan soal semester
Segera daftarkan Putra/putri Anda.
Pendaftaran dapat melalui SMS/Telpon/Whatsapp di 085259699550. Kami akan datang ke rumah Anda.

Thursday, 19 May 2016

FENOMENA BENTUK ALIRAN SUNGAI BUKTI EKSISTENSI RUANG

Sungai yang terbentuk secara alami, ternyata memiliki pola aliran yang berbeda. Di suatu kawasan terkadang kita menemukan aliran yang cenderung lurus, namun di wilayah lainnya terkadang kita temukan sungai yang berkelok-kelok.

Sebuah fenomena yang sangat menarik untuk kita pelajari bersama, mengingat menurut Seminar Lokakarya IGI Semarang, geografi didefinisikan sebagai studi tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer yang dipandang dari sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan. 

Selain itu dalam pidato pengukuhan  guru besar bidang pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang, Prof. Edy Purwanto juga menekankan bahwa pembelajaran geografi hendaknya dilakukan secara tuntas. Tuntas yang dimaksud ialah mengkaji objek material (Ilmu hidrologi/jenis-jenis sungai) kemudian dilanjutkan dengan objek formal (penekanan eksistensi ruang), karena fenomena bentuk aliran sungai tak akan lepas dari pengaruh ruang dimana sungai itu terbentuk.

(Apa sih bedanya Eduprivat dan bimbel-bimbel lainnya? Yuk intip, silakan klik di sini!)
(Pendaftaran bimbingan belajar Eduprivat klik disini!)

Dari definisi dan penekanan Prof. Edy Purwanto tersebut tentu tak berlebihan jika  kita mengenalkan peserta didik dengan jenis-jenis sungai beserta contoh fenomenanya. Lantas faktor apakah yang menyebabkan perbedaan bentuk aliran sungai tersebut?

Aliran sungai berkelok (Kalimantan) dan Aliran sungai Lurus (Jawa)
Sungai terbentuk secara alami oleh tenaga eksogen (erosi) yang terjadi dalam kurun waktu sangat panjang. Oleh karena itu, proses pembentukan sungai tak lepas dari  faktor yang memengaruhi laju erosi. Berikut dua faktor yang memengaruhi bentuk aliran sungai.

Formasi lapisan batuan
Formasi lapisan batuan memiliki pengaruh besar terhadap bentuk aliran sungai, karena aliran air sebagai tenaga pengikis pasti lebih mudah menggerus formasi batuan yang labil dibandingkan yang stabil.

Kita ambil contoh sungai di kawasan Kalimantan dan Jawa.  Terdapat perbedaan  formasi batuan antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Menurut struktur geologinya, Pulau Jawa merupakan wilayah yang dilalui pegunungan muda dengan formasi batuan yang masih labil, sedangkan Pulau Kalimantan merupakan kawasan pegunungan tua dengan formasi batuan yang sangat stabil.

Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aliran sungai di Pulau Jawa cenderung lurus diakibatkan oleh batuan yang masih muda (rapuh) sehingga mudah tererosi dan arah pengikisan lurus, lancar tanpa halangan. Berbeda dengan kondisi di Jawa, di Kalimantan memiliki formasi batuan yang stabil. Hal yang demikian akan menjadi halangan aliran air sebagai tenaga pengikis, sehingga ketika aliran air bertemu dengan batuan yang sulit untuk dikikis, maka aliran akan berbelok mencari formasi batuan yang lebih rapuh. Kondisi inilah yang mengakibatkan bentuk aliran sungai di Kalimantan  berkelok-kelok.

Derajat Tingkat Terjun Air 
Derajat tingkat terjun air erat kaitannya dengan verval dan verhang.  Verval didefinisikan sebagai perbedaan ketinggian antara mata air (kawasan hulu) dan muara sungai (kawasan hilir). Sedangkan Verhang adalah perbandingan verval per km. Sederhananya, derajat tingkat terjun air dapat diartikan sebagai kecuraman wilayah aliran sehingga akan memengaruhi kekuatan dan arah pengikisan. 

Saat aliran sungai terdapat di kawasan yang curam, maka aliran cenderung mengikis secara vertikal dan mengakibatkan bentuk sungai yang lurus (kawasan hulu), sebaliknya pada kawasan tengah dan hilir, kecuraman semakin kecil sehingga aliran air cenderung mengikis secara horisontal/menyamping,akibatnya membentuk pola aliran yang berkelok-kelok.

Dari kedua faktor tersebut tentu tak lepas dari eksistensi ruang. Lokasi ruang yang berbeda, tentu mengakibatkan perbedaan bentuk aliran sungai. Perbedaan bentuk aliran sungai hanyalah secuil contoh fenomena terkait geosfer. Tentu masih sangat banyak fenomena terkait hidrosfer dan bahkan terkait geosfer yang pasti sangat menarik jika disampaikan saat pembelajaran. Demikian, semoga bermanfaat, kritik, saran dan tambahan sangat kami harapkan, Terimakasih. 

Tuesday, 5 January 2016

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MATERI FENOMENA LAUT KEMAMPUAN ANALISA DAN EVALUASI

Pembelajaran geografi ternyata tak semembosankan apa yang banyak orang pikirkan. Hanya dengan menyisipkan pendekatan khas geografi/geografi eye ternyata tak hanya membuat materi lebih menarik, tetapi juga dapat memunculkan berpikir tingkat tinggi.

Sebelumnya telah kita bahas contoh pembelajaran geografi berpikir tingkat tinggi melalui pemanfaatan ilmu bantu geografi (Baca:Menggeografikan Ilmu Bantu Demografi). Kali ini akan kita bahas contoh menyajikan berpikir tingkat tinggi melalui pendekatan keruangan materi fenomena gelombang laut.

Materi lengkap fenomena gelombang laut melalui pendekatan geografi telah dibahas dalam postingan sebelumnya. (Baca:Pendekatan Keruangan Materi Fenomena Gelombang Laut) perhatikan gambar lembar kerja berikut.


Lembar kerja untuk peserta didik sebaiknya mencantumkan langkah kerja dan bahasa yang mudah dipahami guna meminimalkan pertanyaan peserta didik yang dikhawatirkan memakan banyak waktu.

Waktu beraktivitas umumnya sekitar 60 menit. Masing-masing 30 menit untuk kerja kelompok, 20 menit selanjutnya presentasi hasil kerja, dan 10 menit terakhir untuk tanya jawab dan penarikan kesimpulan. Tugas pertama peserta didik ialah mengisi tabel dan mencoret kata yang tidak perlu.  Penting disampaikan pada peserta didik bahwa pengisian tabel harus secara horisontal agar muncul aktivitas mengaitkan.

Jika siswa baru pertama kali menghadapi lembar kerja yang demikian umumnya akan kebingungan saat mengerjakannya. Oleh karena itu fungsi guru sebagai fasilitator/pedamping sangat diperlukan saat itu.
Setelah tabel terisi dengan tepat, peserta didik mendeskripsikan dengan kalimat sederhana kaitan antara jenis pantai, kondisi, lokasi, kecepatan angin, dan kekuatan ombak pada kolom keterangan. Pengisian keterangan harus berdasarkan isi tabel. Untuk memudahkan pengisian tabel dengan tepat peserta didik perlu membaca tabel secara horisontal dan menghubungkan dengan konjungsi seperti jika, maka, sehingga, dsb. Berikut contoh lembar kerja yang telah diisi.


Pertnyaan yang tercantum dibawah memiliki beberapa tingkatan kemampuan berpikir. Soal pertama merupakan tuntutan menganalisa yakni mengaitkan kondisi pantai dan kekuatan gelombang. Selanjutnya soal kedua menuntut siswa menilai kesesuaian kondisi pantai dan pemanfaatannya. Kemampuan menilai identik dengan kemampuan analisa. Lalu soal ke tiga menuntut peserta didik mengaitkan kondisi pantai Utara Jawa dan kemanfaatannya bagi manusia. ketiga pertanyaan tersebut dapat dikerjakan sekaligus saat menyelesaikan tabel atau juga digunakan untuk kegiatan evaluasi di akhir pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan lembar kerja umumnya membantu peserta didik menghilangkan kebosanan. Ceramah/penjelasan guru tetap diperlukan saat membuka materi dan penarikan kesimpulan di akhir pembelajaran. Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan. Mohon saran dan kritik dan semoga bermanfaat.


Friday, 1 January 2016

PENDEKATAN KERUANGAN MATERI FENOMENA GELOMBANG LAUT

Dua hari ke depan, semester genap akan segera dimulai. Sudahkah Bapak dan Ibu guru geografi menyiapkan materi menarik terkait pembelajaran geografi secara tuntas? Beberapa kali telah kita bahas contoh-contoh mengenai pembelajaran geografi tuntas, salah satunya mengkombinasikan objek material yang umum dipelajari melalui ilmu bantu, kemudian menambahkan objek formal, pendekatan keruangan sebagai sudut pandang khas geografi.

Kali ini akan kita bahas mengenai bagaimana menuntaskan pembelajaran terkait kelautan. Dalam memelajarinya, geografi dibantu oleh ilmu oceanografi. Materi ini dipelajari di ujung semester genap yakni pada kompetensi dasar dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan.

Dalam memelajari hifrosfer, peserta didik kembali dihadapkan pada banyak teori-teori tentang sungai, danau, laut,dan pantai yang terkesan bersifat hafalan. Agar pembelajaran menjadi lebih menarik, maka perlu ditekankan pada persamaan dan perbedaan fenomena geosfer yang memang tercantum dalam definisi geografi menurut seminar dan lokakarya IGI semarang.

Surfing membutuhkan ombak yang besar
sumber gambar: jogja.tribunnews.com
Terdapat beberapa fenomena laut yang dipelajari dalam dinamika hidrosfer, salah satunya terkait gelombang air laut. Mengutip pendapat Prof. Edy bahwa kondisi fisik  berbeda-beda pada setiap wilayah. Fenomena yang terjadi di suatu wilayah belum tentu sama dengan yang terjadi di wilayah lain. Ombak pun demikian, kondisi ombak di pantai berbeda-beda karena pengaruh ruang/lokasinya.

Salah satu contoh ialah perbedaan kondisi ombak di Pantai Utara dan Selatan Jawa. Pantai Selatan Jawa memiliki ombak lebih besar dan kuat dibanding pantai utara. Penjelasannya cukup sederhana. Penyebab utama terjadinya ombak ialah angin, dan besar kecilnya ombak dipengaruhi oleh kecepatan angin. Semakin besar kekuatan angin, maka semakin besar pula ombak yang terjadi.

Pulau sebagai penghambat angin berpengaruh besar terhadap kekuatan ombak di Pantai Selatan dan Utara Jawa
Sumber:google earth

Kondisi pantai Selatan Jawa menghadap Samudera Hindia tanpa ada halangan pulau-pulau. Minimnya halangan mengakibatkan angin bertiup lebih kuat dan menyebabkan ombak yang besar. Sebaliknya, pantai Utara Jawa menghadap Laut Jawa dan banyak pulau-pulau. Akibatnya, kecepatan angin teredam, sehingga ombak yang terjadi di kawasan Pantai Utara Jawa pun lebih kecil/lemah.
Pelabuhan membutuhkan laut tenang untuk memperlancar aktivitas (Tanjung Emas Semarang)
sumber:id.wikipedia.org

Selain itu, dalam pembelajaran fenomena ombak tersebut juga dapat disisipkan kaitan terhadap kehidupan manusia. Sebagai contoh pemanfaatan pantai untuk surfing umum dilakukan di Pantai Selatan dibanding pantai Utara Jawa karena ombak yang lebih besar. Selain itu, kondisi ombak yang tak terlalu kuat di Pantai Utara Jawa lebih potensial dibangun pelabuhan-pelabuhan kecil maupun besar.

Demikian sedikit pengetahuan terkait implementasi pendekatan keruangan dalam memelajari gelombang air laut. Semoga dapat diterapkan dalam pembelajaran dan semoga bermanfaat.


Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.