PERTANYAAN TINGKAT TINGGI BANGUN RUANG MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Pertanyaan tingkat tinggi dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. (Baca: geografi, seni musik, fisika, dan penjasorkes). Kali ini akan dibahas sedikit contoh pertanyaan tingkat tinggi mata pelajaran matematika.
Contoh yang akan saya sajikan merupakan hasil unjuk kerja guru lain yang saat itu dipublikasikan di penataran guru, salah satu bentuk bantuan pembangunan SDM guru dari lembaga peduli pendidikan Amerika Serikat (USAID). Jenis bantuan semacam ini dirasa sangat bermanfaat karena bantuan pendidikan tidak selalu dalam bentuk finansial.
Umumnya guru hanya menuntut siswa menghafal rumus dan menerapkannya dalam menjawab soal. Pada postingan pertanyaan tingkat tinggi fisika, muncul komentar menarik terkait argumentasi yang saya lontarkan. Salah seorang rekan berpendapat bahwa guru tetap boleh menyajikan soal tingkat rendah untuk mengetahui minat terhadap mata pelajaran.
Minat siswa terhadap mata pelajaran dapat dijadikan salah satu indikator untuk diikutsertakan pada olimpiade mata pelajaran tertentu. Jika siswa memenangkan olimpiade tersebut, bisa jadi nantinya bidang mata pelajaran itu dijadikan pedoman jurusan yang ia pilih di SMA dan bahkan di perguruan tinggi.
Namun menyajikan soal tingkat rendah pada semua siswa bukanlah satu-satunya cara untuk mengidentifikasi minat siswa terhadap mata pelajaran. Cara lain yang dapat ditempuh yakni mengajukan pertanyaan secara lisan saat mengajar. Siswa yang berminat pada mata pelajaran tertentu pasti menjawabnya dengan cepat tepat. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan paradigma yang hafal adalah yang pintar di dunia pendidikan di Indonesia.
Takpanjang lebar lagi, berikut beberapa contoh pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tingkat tinggi mata pelajaran matematika materi bangun ruang.
1. Mengapa pihak berwenang lebih memilih bentuk kerucut dibanding tabung untuk pembatas jalan raya?
2. Sebuah kawat sepanjang 2 meter akan dibuat kubus. Berapa jumlah kubus yang mungkin terbentuk dari kawat tersebut? sertakan panjang rusuk dan sisa kawat (dalam cm)!
Pertanyaan pertama menuntut siswa menilai (evaluasi) keuntungan apa saja yang diperoleh jika membentuk nasi tumpeng berbentuk kerucut dibanding bentuk bangun ruang balok. Pertanyaan no. satu dapat divariasikan dengan benda bentuk kerucut lainnya seperti topi petani dan nasi tumpeng.
Pertanyaan kedua menuntut siswa untuk membuat beberapa kubus dengan panjang rusuk yang berbeda. Hal yang demikian menuntut berpikir kreatif sehingga dapat dikategorikan pada kemampuan berpikir tertinggi (sintesa). Silahkan disampaikan pada teman-teman guru matematika yang lain, dengan harapan pembelajaran berpikir tingkat tinggi dapat mengurangi beban siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan dan sumberdaya manusia siswa. Saran dan kritik sangat kami harapkan.
0 comments:
Post a Comment