Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Saturday 12 December 2015

EROSI DAN INFRASTRUKTUR PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GEOGRAFI (BAG I)

Sebuah hal menarik saya dapatkan ketika mengikuti Bimtek K-13 di lingkungan Kemenag Kabupaten Mojokerto. Khamim Thohari seorang narasumber, begelar master yang beliau jalani di Deakin University Melbourne Australia. Secara personal beliau menginformasikan bahwa ilmu terbagi menjadi dua garis besar, yakni ilmu terapan dan ilmu alat.

Apa bedanya? Ilmu alat menunjuk pada sebuah pengetahuan yang harus dikombinasikan dengan ilmu lain agar bersifat aplikatif. Sebaliknya ilmu terapan dapat diaplikasikan secara langsung. Dimana posisi geografi? Apa yang dipelajari dalam geografi sangat aplikatif sehingga  dapat dikategorikan dalam ilmu terapan.

Aplikasi ilmu pengetahuan diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik, karena hal itu membuktikan bahwa apa yang telah mereka pelajari terkait erat dan bermanfaat bagi kehidupan. Lantas bagaimana menghadirkan materi yang aplikatif? Salah satunya dengan menghadirkan media saat pembelajaran.

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran, termasuk mata pelajaran geografi. Media gambar geografi tersedia melimpah dalam kehidupan sehari-hari (Baca:Guru Geografi Peka Alam). Menurut fungsinya, Prof. Edy Purwanto fungsi tertinggi media ialah mampu meningkatkan pemahaman peserta didik.

Apa yang akan kita bahas merupakan contoh media yang meningkatkan pemahaman. Selain itu media gambar yang tersaji juga membantu mengkontekstualkan materi erosi yang dipelajari pada kompetensi dasar dinamika litosfer dan pedosfer. Selama ini apa yang dipelajari siswa terkait erosi sangat teoritis, berisi tentang jenis-jenis erosi (jenis erosi: parit, alur dan lembar) dan pemecahan masalah (reboisasi, terasiring, penanaman berdasar kontur, dll). Lebih dari itu ternyata erosi berpengaruh besar terhadap kondisi dan aktivitas pembangunan infrastruktur.

Gambar 1. Kondisi tanah uruk fly over tanpa rumput penutup
Gambar 2. Tanah taktertutup rumput hampir ambles karena tergerus air

Tanah uruk lazim dijadikan pondasi fly over. Gambar di atas jelas mendeskripsikan terjadinya erosi pada tanah uruk.  Umumnya saat fly over siap dioperasikan pondasi akan ditanami rumput penutup sebagai pencegah erosi. Seandainya tanpa rumput penutup, dipastikan pondasi akan terserang erosi besar-besaran. Akibatnya terjadi pelapukan tanah hingga penurunan kekuatan pondasi (lihat gambar 1 dan 2).

Lantas apa hanya sampai disana? Jika dibiarkan, tanah akan ambles, terjadi kerusakan, bahkan mungkin menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Berapa jumlah fly over di sebuah kabupaten, Provinsi atau Negara? Resiko berbanding lurus dengan jumlah fly over. Bisakah Anda bayangkan, berapa besar biaya untuk perbaikan dan klaim asuransi akibat kondisi yang demikian? Belum lagi trauma psikis yang dialami pengendara dan dampak-dampak yang lainnya, semua hanya karena proses erosi.

Demikian sedikit contoh mengenai menghadirkan materi kontekstual geografi. Selanjutnya, akan dibahas lebih lengkap pada bagian 2. Terimakasih semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.