FUNGSI AKADEMIK SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK, SUDAHKAH SEMUANYA TERLKASANA?
Sekolah, sebuah tempat untuk pendidikan formal ternyata memiliki beberapa fungsi. Jika menengok ke belakang, belasan hingga puluhan tahun lalu, tentu kita akan mengenang masa-masa sekolah yang mungkin waktu itu terkadang terasa sangat membebani.
Secara umum, pendidikan sekolah kita alami sejak TK hingga SMA yang memakan waktu sekitar 14 tahun. Tentu banyak hal yang kita dapatkan di sana, lebih dari sekadar ilmu, pengamalaman-pengalaman menarik juga sambung menyambung terjadi dan beberapa diantaranya mungkin akan selalu terkenang. Namun apa yang akan kita bahas kali ini hanya fungsi terkait bidang-bidang akademis. Apa saja pengalaman akademis yang mungkin dialami peserta didik di sekolah? Berikut beberapa ulasannya.
1. Mencapai nilai untuk jenjang lebih tinggi
Setiap orang tua pasti mengiginkan anaknya berprestasi. Prestasi anak diukur berdasarkan nilai-nilai yang ia peroleh. Nilai yang baik akan membawa seorang anak pada peringkat kelas atau bahkan peringkat umum dalam kelas paralel yang pastinya membanggakan orang tua. Selanjutnya nilai-nilai tersebut dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan kenaikan kelas atau mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (pendaftaran SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi).
Selalu ada persyaratan nilai-nilai minimum untuk hal itu. Beberapa lembaga pendidikan mungkin menelan mentah-mentah nilai yang tercantum di raport, namun beberapa lainnya hanya menggunakan nilai raport sebagai prasyarat sebelum calon peserta didik mengikuti tes lanjutan.
2. Generalisasi dan spesifikasi ilmu pengetahuan
Generalisasi ilmu pengetahuan dialami oleh peserta didik sejak awal Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa mata pelajaran di jenjang sekolah dasar mengalami perluasan, diantaranya IPA terbagi menjadi tiga yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Kebanyakan orang mungkin mengangap hal tersebut lebih spesifik, karena peserta didik memelajari mata pelajaran lebih detail dan terperinci.
Spesifikasi bidang ilmu yang lain menunjuk pada apa yang dipelajari peserta didik semakin mengerucut. Hal mereka alami saat menginjakkan kaki di jenjang SMA/sederajat yang sering kita sebut sebagai penjurusan. Era sebelum K-13 mulai diberlakukan, penjurusan umum dilakukan sejak kelas 2 SMA (sekarang XI SMA). Namun, sejak K-13 berlaku, penjurusan dilakukan sejak kelas X SMA sederajat. Malah penjurusan telah lama dilakukan di sekolah-sekolah kejuruan. Setelah dilakukan penjurusan, maka jumlah mata pelajaran yang dipelajari tentu akan berkurang.
3. Mengembangkan pengetahuan berdasarkan minat dan kemampuan
Beberapa peserta didik pasti menyukai mata pelajaran tertentu. Minat dan kemampuan dapat diidentifikasi melalui nilai-nilai yang diperoleh menurut beberapa hasil ulangan yang pernah dilakukan. Tak cukup itu, minat juga dapat dilihat dari keantusiasan peserta didik terlibat dalam pembelajaran yang terukur dari keaktifannya.
Identifikasi yang tepat tak lepas dari peran guru BK dan bidang mata pelajaran terkait. Jika guru dapat mengindentifikasi dengan baik, maka peserta didik dapat diikutsertakan dalam lomba-lomba dan olimpiade akademis. Peserta didik yang demikian, umumnya akan memilih bidang tersebut menjadi pilihan jurusan di pendidikan tinggi.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir
Sekolah sangat mungkin digunakan untuk mengasah otak. Mengasah otak tidak hanya tentang menghafal, lebih dari itu saat pembelajaran dapat disisipkan berpikir analitis, evaluatif dan kreatif (tingkat tinggi). Semua mata pelajaran dapat diterapkan jenis kemampuan berpikir tersebut. Dengan berpikir tingkat tinggi, mata pelajaran akan mengalami penambahan fungsi dari sebuah objek pembelajaran menjadi bantuan untuk berpikir nalar. Berikut beberapa contohnya.
a. Mengapa di lereng erosi terjadi semakin besar? (mengaitkan kemiringan lereng dan erosi, kemampuan analisis mata pelajaran Geografi)
b. Dari bahan: 3 bola lampu, kabel, dan dua baterai, gambarlah rangkaian listrik paralel/seri/ campuran! (kemampuan sintesa/mengkreasi mata pelajaran Fisika)
c. Jelaskan pengaruh jumlah kulit dan jumlah elektron terhadap ukuran jari-jari atom! (mengaitkan jumlah kulit dan elektron terhadap ukuran jari-jari atom. Kemampuan analisis mata pelajaran Kimia).
d. Mengapa tidak pernah dilakukan konser musik jazz di luar ruangan/outdoor? (kemampuan menilai/evaluasi mata pelajaran Kesenian).
e. Sesuaikah pendapat C.F. Strong tentang negara kesatuan dengan kondisi nyata di Indonesia? Jelaskan! (menilai kesesuaian pendapat ahli dengan kondisi nyata, kemampuan evaluasi mata pelajaran PPKn)
f. Mengapa fosil manusia purba umumnya ditemukan di sekitar sungai? (mengaitkan kehidupan manusia purba dan keberadaan sungai, kemampuan analisa mata pelajaran Sejarah).
g. Jelaskan minimal 2 penyebab orang lebih suka menyimpan uang dalam bentuk giral dibanding kartal (mengaitkan jenis uang terhadap kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia, kemampuan analisis mata pelajaran Ekonomi)
h. Mengapa lubang net badminton berlubang lebih kecil dibanding bola voli? (mengaitkan ukuran bola dalam cabang olahraga dan ukuran lubang net, kemampuan analisa mata pelajaran Penjasorkes)
Tak semua mata pelajaran disukai dan dianggap mudah oleh peserta didik. Saat peserta didik melabel sebuah mata pelajaran dengan hal negatif (sulit/membosankan), maka sejak saat itu pula akan menjadi sebuah kenyataan. Fungsi poin 3 dan 4 sangat terkait. Saat mata pelajaran berlangsung guru perlu mencantumkan soal spesifikasi bidang untuk peminat mata pelajaran dan berpikir tingkat tinggi untuk peserta didik nonpeminat. Kenyataannya menjawab soal berpikir tingkat tinggi tidaklah terlalu sulit. Coba terapkan contoh-contoh pertanyaan di atas, saya yakin banyak peserta didik mampu menjawab dengan baik.
Manakah dari keempat fungsi tersebut yang pernah Anda alami ketika bersekolah dulu? Atau manakah fungsi yang sudah Anda terapkan dalam pembelajaran di sekolah? Mari kita introspeksi diri guna melengkapi fungsi-fungsi yang mungkin belum terakomodir. Agar menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan lebh berkualitas.
Sangat mungkin terdapat fungsi akademis sekolah bagi peserta didik yang belum tercantum. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Terimakasih semoga bermanfaat.
Secara umum, pendidikan sekolah kita alami sejak TK hingga SMA yang memakan waktu sekitar 14 tahun. Tentu banyak hal yang kita dapatkan di sana, lebih dari sekadar ilmu, pengamalaman-pengalaman menarik juga sambung menyambung terjadi dan beberapa diantaranya mungkin akan selalu terkenang. Namun apa yang akan kita bahas kali ini hanya fungsi terkait bidang-bidang akademis. Apa saja pengalaman akademis yang mungkin dialami peserta didik di sekolah? Berikut beberapa ulasannya.
1. Mencapai nilai untuk jenjang lebih tinggi
Setiap orang tua pasti mengiginkan anaknya berprestasi. Prestasi anak diukur berdasarkan nilai-nilai yang ia peroleh. Nilai yang baik akan membawa seorang anak pada peringkat kelas atau bahkan peringkat umum dalam kelas paralel yang pastinya membanggakan orang tua. Selanjutnya nilai-nilai tersebut dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan kenaikan kelas atau mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (pendaftaran SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi).
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu menyaratkan nilai minimum sumber gambar:palembangnews.com |
Selalu ada persyaratan nilai-nilai minimum untuk hal itu. Beberapa lembaga pendidikan mungkin menelan mentah-mentah nilai yang tercantum di raport, namun beberapa lainnya hanya menggunakan nilai raport sebagai prasyarat sebelum calon peserta didik mengikuti tes lanjutan.
2. Generalisasi dan spesifikasi ilmu pengetahuan
Generalisasi ilmu pengetahuan dialami oleh peserta didik sejak awal Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa mata pelajaran di jenjang sekolah dasar mengalami perluasan, diantaranya IPA terbagi menjadi tiga yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Kebanyakan orang mungkin mengangap hal tersebut lebih spesifik, karena peserta didik memelajari mata pelajaran lebih detail dan terperinci.
Spesifikasi bidang ilmu yang lain menunjuk pada apa yang dipelajari peserta didik semakin mengerucut. Hal mereka alami saat menginjakkan kaki di jenjang SMA/sederajat yang sering kita sebut sebagai penjurusan. Era sebelum K-13 mulai diberlakukan, penjurusan umum dilakukan sejak kelas 2 SMA (sekarang XI SMA). Namun, sejak K-13 berlaku, penjurusan dilakukan sejak kelas X SMA sederajat. Malah penjurusan telah lama dilakukan di sekolah-sekolah kejuruan. Setelah dilakukan penjurusan, maka jumlah mata pelajaran yang dipelajari tentu akan berkurang.
3. Mengembangkan pengetahuan berdasarkan minat dan kemampuan
Beberapa peserta didik pasti menyukai mata pelajaran tertentu. Minat dan kemampuan dapat diidentifikasi melalui nilai-nilai yang diperoleh menurut beberapa hasil ulangan yang pernah dilakukan. Tak cukup itu, minat juga dapat dilihat dari keantusiasan peserta didik terlibat dalam pembelajaran yang terukur dari keaktifannya.
Keikutertaan peserta didik dalam olimpiade sains menunjukkan minat dan kemampuan dalam bidang tertentu sumber gambar:www.republika.co.id |
4. Mengembangkan kemampuan berpikir
Sekolah sangat mungkin digunakan untuk mengasah otak. Mengasah otak tidak hanya tentang menghafal, lebih dari itu saat pembelajaran dapat disisipkan berpikir analitis, evaluatif dan kreatif (tingkat tinggi). Semua mata pelajaran dapat diterapkan jenis kemampuan berpikir tersebut. Dengan berpikir tingkat tinggi, mata pelajaran akan mengalami penambahan fungsi dari sebuah objek pembelajaran menjadi bantuan untuk berpikir nalar. Berikut beberapa contohnya.
a. Mengapa di lereng erosi terjadi semakin besar? (mengaitkan kemiringan lereng dan erosi, kemampuan analisis mata pelajaran Geografi)
b. Dari bahan: 3 bola lampu, kabel, dan dua baterai, gambarlah rangkaian listrik paralel/seri/ campuran! (kemampuan sintesa/mengkreasi mata pelajaran Fisika)
c. Jelaskan pengaruh jumlah kulit dan jumlah elektron terhadap ukuran jari-jari atom! (mengaitkan jumlah kulit dan elektron terhadap ukuran jari-jari atom. Kemampuan analisis mata pelajaran Kimia).
d. Mengapa tidak pernah dilakukan konser musik jazz di luar ruangan/outdoor? (kemampuan menilai/evaluasi mata pelajaran Kesenian).
e. Sesuaikah pendapat C.F. Strong tentang negara kesatuan dengan kondisi nyata di Indonesia? Jelaskan! (menilai kesesuaian pendapat ahli dengan kondisi nyata, kemampuan evaluasi mata pelajaran PPKn)
f. Mengapa fosil manusia purba umumnya ditemukan di sekitar sungai? (mengaitkan kehidupan manusia purba dan keberadaan sungai, kemampuan analisa mata pelajaran Sejarah).
g. Jelaskan minimal 2 penyebab orang lebih suka menyimpan uang dalam bentuk giral dibanding kartal (mengaitkan jenis uang terhadap kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia, kemampuan analisis mata pelajaran Ekonomi)
h. Mengapa lubang net badminton berlubang lebih kecil dibanding bola voli? (mengaitkan ukuran bola dalam cabang olahraga dan ukuran lubang net, kemampuan analisa mata pelajaran Penjasorkes)
Mengapa konser musik jazz selalu didalam ruangan/indoor? sumber gambar:jogjareview.net |
Manakah dari keempat fungsi tersebut yang pernah Anda alami ketika bersekolah dulu? Atau manakah fungsi yang sudah Anda terapkan dalam pembelajaran di sekolah? Mari kita introspeksi diri guna melengkapi fungsi-fungsi yang mungkin belum terakomodir. Agar menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan lebh berkualitas.
Sangat mungkin terdapat fungsi akademis sekolah bagi peserta didik yang belum tercantum. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Terimakasih semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment