Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Saturday 19 December 2015

MENGGEOGRAFIKAN ILMU BANTU DEMOGRAFI, PERHITUNGAN KEPADATAN PENDUDUK

Pada postingan sebelumnya telah kita bahas mengenai problematika pembelajaran geografi. Permasalahan tersebut terkait belum tuntasnya pembelajaran yang disampaikan dalam buku-buku teks geografi. Salah satu contoh ialah saat peserta didik memelajari materi antroposfer.

Antroposfer sebagai lapisan kehidupan manusia memiliki materi kompleks. Salah satunya tentang perhitungan kepadatan penduduk suatu wilayah. jika pembelajaran terhenti setelahnya, maka dapat lebih tepat dikatakan sebagai pembelajaran demografi (ilmu bantu), belum geografi.

Berpijak pada hasil penelitian Prof. Dr. Edy Purwanto, M.Pd (baca:Problematika Pembelajaran Geografi), salah satu syarat agar dapat dikatakan pembelajaran geografi ialah bagaimana memanfaatkan ilmu bantu. Peserta didik tak hanya memelajari ilmu bantu, tetapi juga tahu apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Karena setiap pengetahuan dan ilmu yang dipelajari pasti mengandung kemanfaatan bagi kehidupan. Contoh lainnya terkait sudut pandang keruangan geografi materi keunikan fisik manusia (baca:Keunikan Fisik ManusiaGeography Eye)

Kepadatan penduduk aritmatik didefinisikan sebagai perbandingan jumlah penduduk dan luas wilayah. Untuk mengkonversi ilmu bantu menjadi pembelajaran geografi guru perlu berpikir logis sederhana, misalnya untuk keperluan apa kepadatan penduduk diperhitungkan. Sebagai contoh, terdapat dua daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang berbeda, pasti memiliki manfaat yang berbeda pula.

Wilayah dengan Kepadatan Penduduk Tinggi
Sumber:wikimapia.com

Wilayah dengan Kepadatan Penduduk Rendah
Sumber:wikimapia.com

Wilayah A kepadatan tinggi, dan B sebaliknya. Maka dapat dipastikan bahwa daerah kepadatan rendah dapat dijadikan sebagai tujuan transmigrasi, dan kepadatan penduduk tinggi sebagai daerah asalnya. Jadi salah satu manfaat menghitung kepadatan penduduk ialah digunakan sebagai penentu daerah asal dan tujuan transmigrasi. Tidak terlalu sulit bukan?

Rumus demografi kepadatan penduduk membantu geografi mengkaji kependudukan

Mengetahui manfaat apa yang telah dipelajari diharapkan dapat memunculkan pembelajaran bermakna. Selain pembelajaran bermakna, pemanfaatan ilmu bantu juga dapat memunculkan soal berpikir tingkat tinggi. Perhatikan soal berikut!

1. Wilayah M memiliki luas wilayah 50 km dengan jumlah penduduk sekitar 5.000 jiwa. Sedangkan Wilayah N memiliki luas 55 km dengan jumlah penduduk 16.500 jiwa. Tentukan:
a. Kepadatan penduduk aritmatik wilayah masing-masing!
b. Lahan yang memiliki harga lebih mahal!
c.  Wilayah yang dijadikan daerah asal dan tujuan transmigrasi!

Soal a menuntut siswa mampu menghitung kepadatan penduduk suatu wilayah (memelajari ilmu bantu kependudukan demografi), sedangkan b dan c memelajari manfaat ilmu bantu. Contoh soal b, menuntut siswa mengaitkan kelangkaan (teori ekonomi) dan harga lahan menurut hasil perhitungan soal a (kemampuan analisa), dan soal c menuntut peserta didik menilai wilayah yang tepat dijadikan asal dan tujuan transmigrasi berdasarkan jawaban a (kemampuan evaluasi).
Buku teks yang ada bukanlah salah, namun lebih dikatakan kurang lengkap. Oleh karena itu, mari para guru geografi sedikit menyumbangkan pikiran kita guna menuntaskan pembelajaran geografi. Pembelajaran geografi yang tuntas pasti akan lebih menarik. Bayangkan saja jika seseorang diminta untuk membeli sebuah benda, namun tak tau bagaimana memanfaatkannya. Pun demikian dengan peserta didik, sangat dikhawatirkan timbul kebosanan jika hanya menghitung, menghitung dan menghitung, namun mereka tak tahu apa manfaatnya.

Substansi apa yang kita bahas kali sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari Bapak/Ibu guru yang lain sangat kami harapkan. Terimakasih semoga bermanfaaat.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.