Berpikir tingkat tinggi, materi real geografi, dan kependidikan.

Wednesday, 30 December 2015

KOMBINASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI ATMOSFER (HUJAN ES) DAN SUDUT PANDANG KERUANGAN

Hujan dipelajari dalam materi geografi kelas X. Apa yang dipelajari secara umum sangat teoritis terkait jenis-jenis hujan yang sangat identik dengan ilmu bantu geografi, Agar menuntaskan pembelajaran geografi dan membuat materi lebih menarik, maka perlu menyisipkan pendekatan keruangan saat memelajarinya.

Pendekatan keruangan menitikberatkan pada pengaruh ruang terhadap kehidupan, salah satunya terhadap fenomena geosfer. Memelajari penyebab sebuah fenomena terjadi di suatu wilayah namun tidak di wilayah lain. Hujan es misalnya, yang secara teoritis  terbagi menjadi salju dan bongkah. Keduanya terjadi di wilayah/ruang yang berbeda.

Hujan es bongkah umum terjadi di kawasan tropis (lintang rendah), sedangkan hujan es salju umum terjadi di kawasan subtropis dan kutub (lintang sedang dan lintang tinggi). Hujan es bongkah tak akan terjadi di kawasan lintang sedang dan tinggi, sebaliknya takkan pernah terjadi pula hujan salju di kawasan lintang rendah. Mengapa demikian?

Perbedaan fenomena geosfer terkait hujan es salju dan bongkah, apa kaitannya dengan pendekatan keruangan?
Sebelum lebih jauh membahas penyebabnya, guru perlu menekankan bahwa hujan es (salju maupun bongkah) terjadi akibat kondensasi di bawah titik beku air/kurang dari nol derajat. Setelah peserta didik memahaminya, guru menuntaskan pembelajaran geografi dengan menyisipkan pendekatan keruangan dalam fenomena tersebut.

Menurut kartografi, ruang di permukaan bumi terbagi menjadi tiga, yaitu lintang rendah, sedang dan tinggi. Perbedaan signifikan antara ketiga wilayah tersebut ialah intensitas matahari yang diterima.

Selanjutnya, guru menjelaskan bahwa penyebab utama  penyebab hujan salju dan bongkah es ialah perbedaan wilayah yang berakibat pada perbedaan intensitas matahari. Hujan es terjadi di lintang sedang dan tinggi, karena kondensasi di bawah nol derajat akibat rendahnya intensitas matahari, sehingga hujan es yang terbentuk cenderung  berbutir kecil (salju).
Penyebab utama perbedaan ukuran butir hujan es di kawasan lintang rendah, dan lintang sedang dan tinggi
Sebaliknya, hujan es di lintang rendah karena kondensasi di bawah nol bukan akibat rendahnya intensitas matahari, melainkan akibat kondensasi di wilayah troposfer bagian atas. Semakin tinggi kawasan atmosfer semakin rendah suhunya. Kondensasi yang demikian menyebabkan hujan es yang terbentuk berukuran butir lebih besar (bongkah).

Demikian semoga dapat diterapkan dalam pembelajaran dan bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Sahabat Pendidikan

Text Widget

Unordered List

Sahabat Pendidikan

Powered by Blogger.